Rabu, 04 Juli 2018

Pengaruh Teori Evolusi Charles Darwin Terhadap Psikologi






Charles Robert Darwin nama panjangnya. Berjalan di atas bumi sekitar 73 tahun, pada 209 tahun yang lalu. Menularkan beberapa karya yang mengubah pandangan dunia, selamanya. Darwin biasa ia dikenal, menggegerkan dunia dengan karyanya yang fenomenal, The Origin of Species, sebuah buku yang diklaim sebagai buku akademik paling berpengaruh sepanjang sejarah Guardian.  

Pandangannya yang kontroversial saat itu (bahkan hingga saat ini) menggoyang fondasi dasar keimanan yang mempercayai bahwa semua makhluk yang ada saat ini merupakan ciptaan Tuhan yang begitu adanya. Dari kalangan agamawan hingga ilmuwan mengkritik habis-habisan pandangan Darwin saat pertama kali dicetuskan. 

Seiring berjalannya waktu, bukti-bukti dari berbagai bidang membenarkan teori evolusi Darwin, sebut saja biologi, paleontologi, geologi, genetika, sosiologi, antropologi, dan berbagai disiplin ilmiah lainnya, termasuk didalamnya yakni disiplin ilmu psikologi. Bagaimana bisa? ini ada kaitannya dengan berbagai tokoh yang muncul karena mengilhami teori evolusi dari Darwin

Jika kita cermati, hampir seluruh gagasan ilmu-ilmu sosial modern seperti yang sudah disebutkan diatas, bahkan ilmu psikologi pun berangkat dari asumsi dasar teori evolusi melalui seleksi alam yang dicetuskan Charles Darwin. Saya pikir, hanya mereka yang picik yang kesulitan menerima fakta Darwinian ini. Tulisan ini berusaha sedikit mengelupas tentang pengaruh teori evolusi dengan Psikologi. Semoga di-rahmati Allah, Darwin atas jasanya dalam perkembangan  ilmu pengetahuan.

Sugmund Freud, adalah salah satu tokoh teori psikologi kepribadian terkenal yang mengemukakan teori psikoanalisanya, dimana teorinya tersebut sangat dipengaruhi oleh teori evolusi dari Darwin. Apabila diperhatikan, insting seksual yang menjadi dorongan terbesar dalam psikoanalisis Freud sejalan dengan teori evolusi Darwin untuk bertahan hidup. Di Amerika, ada Bapak Psikologi Eksperimental, Willilam James yang juga sangat dipengaruhi oleh Darwin. James banyak berbicara tentang insting, yang menurutnya bertempat di sirkuit syaraf yang tak lepas dari produk evolusi. Darwin sendiri sudah membuat sebuah pernyataan dalam bukunya, ia memprediksi bahwa di masa depan, ada banyak bidang keilmuan yang dibuka dari teori evolusioner yang telah ia kemukakan. Ia menyebutkan bahwa:
"Di masa depan, saya melihat bidang-bidang terbuka bagi jauh lebih banyak lagi penelitian. Psikologi akan didasarkan pada pondasi baru yang memberikan setiap kekuatan dan kemampuan mental secara bertahap. Banyak titik terang akan terungkap tentang asal-usul manusia dan sejarahnya."

Prediksi berani dari Darwin ini memang terbukti benar. Sejarah psikologi perkembangan menjadi bagian yang juga menelusuri unsur-unsur evolusioner didalamnya. Psikologi bahkan berusaha mengungkapkan bagaimana perilaku manusia saat ini dipengaruhi dari bagaimana struktur gen seseorang. Inilah yang menjadikan lahirnya cabang Psikologi berupa Psikologi Evolusioner.

Sayangnya, sebagian besar psikolog abad ke-20 lebih berfokus pada perilaku dan penjelasan terdekatnya sehingga segala sesuatu yang bersifat abstrak jauh ditinggalkan, termasuk pembahasan tentang evolusi. Behaviorisme, yang fokus pada perilaku dan melepaskan pelaku perilaku (manusia) menjadi primadona yang seksi kala itu. 

Darwinisme semakin ditinggalkan dan mendapatkan kecaman setelah dijadikan kendaraan politik sebagai pembenaran pemusnahan etnis, pemurnian ras, hingga kebijakan egeneutika ala Nazi yang tidak manusiawi. Ya, Hitler keliru memahami teori evolusi Darwin dan menganggap bahwa ras Arya merupakan puncak dari evolusi manusia. Padahal, tidak ada kata final dalam evolusi. Setiap spesies berevolusi berdasarkan seleksi alam pada lingkungannya. 



Lahirnya Psikologi evolusioner berusaha menjawab permasalahan psikologis dengan menggunakan perspektif evolusi. Berusaha mendamaikan pengaruh bawaan gen (nature) dan pengaruh lingkungan (nurture) pada perilaku manusia. 

Psikologi evolusioner, memberikan penjelasan yang memuaskan terhadap perilaku manusia. Contohnya, mengapa manusi seringkali tolong menolong? Ya, karena tujuan setiap makhluk hidup adalah bertahap hidup, maka tolong menolong dikembangkan untuk dapat menambah peluang untuk hidup sesama spesies, terutama makhluk yang hidup berkelompok. Tak ada makhluk sosial yang tidak mengembangkan sikap tolong menolong antar anggota kelompoknya.

Lalu, mengapa pria cenderung melirik perempuan dari segi fisiknya? Karena, pria secara tak sadar membutuhkan perempuan yang bugar secara fisik untuk dapat merawat anak-anaknya. Kecantikan adalah mekanisme yang dikembangkan perempuan untuk menunjukan kebugaran fisiknya agar dapat dikawini, sebab perempuan juga butuh untuk mewariskan gennya. Perempuan juga melakukan seleksi, ia cenderung tertarik pada pria yang memiliki status sosial yang tinggi, untuk dapat menjamin keberlangsungan hidupnya dan anak-anaknya nanti. Ya, lagi. Seleksi seksual ala Darwin. Inilah yang kemudian menunjukan keterkaitan penting teori evolusioner dalam psikologi perkembangan. 

______________________________
Refrensi:

- qureta.com
- dosenpsikologi.com

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

IKLAN

Implementasi Karakteristik Sistem

  IMPLEMENTASI KARAKTERISTIK SISTEM Kelompok 11 -Adimas Putra   ( 10517125) - -Muhammad Ikhsan (14517067)- -Yukio Ahmad (16517338)- Kelas 4P...

- Copyright © OCEHAN MAHASISWA - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -